Lima Puisi oleh Y. Thendra BP

Raun-Raun

yuk kita raun-raun, kau dan aku,
ketika bintang-bintang keluar dari langit berlubang,
seperti dara jelita menyisir rambutnya di tingkap terbuka.
yuk jalan-jalan, melewati hibuk tenda-tenda pecel lele dan nasi goreng,
bercakap-cakap di atas motor pinjaman,
dari satu lampu merah ke lain lampu merah, kiri jalan terus…

kita orang baru di kota ini, jalan datang dan pulang sama asingnya
dengan kematian. tapi lakukan saja kunjungan kita, memasuki malam.
akan singgah di mana? jika tiba-tiba turun hujan, bintang-bintang karam,
martabak terang bulan.

 

 

 

Botol Kosong

tikus menggigit kakiku ketika aku mencari botol kosong di dalam gudang.
apakah tikus menyangka aku adalah kaleng bocor berisi daging?
kenapa aku mencari barang hilang bukan di tempat yang terang?

aku tidak tahu pasti di mana aku meletakan botol kosong separuh usiaku itu.
aku hanya bisa mengira-ngira.
tidak seperti tikus, tubuhku dipenuhi memori yang menumpuk.

kadang-kadang, aku merasa seperti pesan pendek yang gagal terkirim.

 

 

 

Kota Drama

– buat saut situmorang –

 

dua bayangan berpelukan
di gang kecil sesak papan
peringatan:
“jam belajar masyarakat”

pukul 5 sore.
pertunjukan itu berlangsung.
kantong plastik hitam melayang-layang
dimainkan angin.

pertunjukan itu berlangsung,
bagai tangan perpisahan melambai
di kaca jendela kereta,
basah sepasang mata bola.

dan seekor anjing tua
melolong lirih.

malam nanti
botol kosong berjatuhan lagi.

 

yogyakarta, desember 2014

 

 

 

Diplomasi dalam Bungkus Rokok

– buat rustum kozain –

di dalam bungkus rokok kretek
tinggal:
3 batang kretek
4 batang lucky strike
—bukan kretek.

rustum menawarkannya padaku.

“kamu suka rokok apa?” tanya rustum.
“aku suka kretek. lucky strike adalah imprealis,” ucapku.
“mereka sedang berdiplomasi,” ucap rustum

dan mengguncang pelan bungkus rokok.

 

surabaya, april 2012

 

 

 

Cinta dan Kematian Ada di Mana-Mana

di kota tak berhalte tak bertaman,
bangku kios rokok pinggir jalan
kasih aku kesempatan

lihat lentik jarimu berkutek hijau,
sentuh lembut telingamu bergiwang hijau.

sebelum angkot tiba,
sebelum senja tiba.

mekarlah kembang siang
di antara minuman suplemen
dan kaleng kaleng permen.

dan uni penjaga kios senyum senyum saja
kayak tahu sudah:

cinta dan kematian ada di mana-mana.

 

 

 

 

Y. Thendra BP, berasal dari Nagari Padang Sibusuk, Sumatera Barat. Lahir di Bangkinang 10 Mei 1980. Tuhan, telpon aku dong (Gambala Media, 2004) buku kumpulan puisi tunggal pertamanya, dan Manusia Utama (IBC, 2011) buku kumpulan puisi tunggal keduanya. Ia pernah diundang ke berbagai event sastra, antara lain: Temu Sastrawan Indonesia II (2009), Temu Sastrawan Indonesia III (2010), dan International Poetry Festival (Forum Penyair Internasional Indonesia 2012). Puisi-puisinya juga bisa dibaca di blog pribadinya.

 Foto oleh Festi Noverini
Iklan